TEMPO.CO, Jakarta
- Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan
mendukung reformasi. Namun, eks Panglima Komando Cadangan Strategis
Angkatan Darat ini mengaku, menjadi orang yang termasuk sebagai korban
reformasi tersebut.
"Dituduh macam-macam. Dituduh mau kudeta," kata Prabowo, saat berpidato di acara rapat kerja nasional Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam, 1 Maret 2014.(Baca : Puji Risma, Prabowo Enggan Campuri Urusan PDI-P)
Menurut Prabowo, tuduhan terhadapnya selalu berbunyi "mau kudeta". "Mau, tapi nggak kudeta," ujarnya. "Terus terang saja di hati kecil saya, terus terang saja mungkin, ya.. mungkin lebih bagus kalau saya kudeta pada saat itu," dia menambahkan, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Adapun seusai reformasi, dia mengatakan, Indonesia menjalankan era demokratisasi. "Seribu surat kabar, ratusan partai, pemilihan langsung, korupsi nggak hilang-hilang, maling tambah banyak, hakim konstitusi juga maling. Luar biasa bangsa kita," ujar Prabowo.
PRIHANDOKO
"Dituduh macam-macam. Dituduh mau kudeta," kata Prabowo, saat berpidato di acara rapat kerja nasional Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam, 1 Maret 2014.(Baca : Puji Risma, Prabowo Enggan Campuri Urusan PDI-P)
Menurut Prabowo, tuduhan terhadapnya selalu berbunyi "mau kudeta". "Mau, tapi nggak kudeta," ujarnya. "Terus terang saja di hati kecil saya, terus terang saja mungkin, ya.. mungkin lebih bagus kalau saya kudeta pada saat itu," dia menambahkan, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Adapun seusai reformasi, dia mengatakan, Indonesia menjalankan era demokratisasi. "Seribu surat kabar, ratusan partai, pemilihan langsung, korupsi nggak hilang-hilang, maling tambah banyak, hakim konstitusi juga maling. Luar biasa bangsa kita," ujar Prabowo.
PRIHANDOKO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar