Minggu, 02 Maret 2014

Anas Tunjukkan Bukti Dugaan Keterlibatan SBY ke Penyidik KPK

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tersangka dugaan gratifikasi Hambalang Anas Urbaningrum merampungkan pemeriksaan KPK, Jakarta, Jumat (27/2/2014) petang.

Menurut Penasihat Hukum Anas, Carrel Ticualu, kliennya dalam pemeriksaan tadi telah menunjukkan salah satu bukti penting kepada penyidik. Bukti itu, kata Carrel, mungkin akan dapat membuat Indonesia terguncang. Sebab melibatkan orang terpenting di negeri ini.
"Ada satu bukti yang sudah disiapkan Anas yang sudah ditunjukkan ke penyidik. Ini mungkin akan membuat Indonesia guncang, karena menyangkut orang terpenting di Indonesia. Kalau ter- itu biasanya cuma satu orang," kata Carrel di kantor KPK, Jakarta, Jumat (28/2/2014).
Meski begitu, Carrel mengaku, penyidik belum mau menelaah lebih jauh bukti yang ditunjukkan itu. Diungkapkan Carrel, penyidik meminta agar Anas menahan dulu bukti itu sampai tiba waktunya.
"Penyidik bilang itu nanti ada waktunya. Belum sekarang, belum waktunya," kata Carrel.
Carrel menjelaskan, bukti yang disiapkan Anas itu berupak dokumen. Seperti tanda terima atau kwitansi. Karena itu, pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kepada penyidik KPK terkait bukti yang disiapkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
"Jadi nanti tergantung penyidik kapan dia mau masuk ke situ. Dan ini adalah kebenaran bukan fitnah," kata Carrel.
Anas sendiri mengaku dicecar soal Mobil Harrier, yang diduga KPK merupakan gratifikasi yang diterima Anas dari perusahaan pemenang tender Hambalang, PT Adhi Karya. Usai diperiksa Anas juga menyebut nama Presiden SBY selaku Ketua Majelis Tinggi PD, yang bertanggungjawan atas hasil konres PD tahun 2010 d Bandung.
"Yang pasti dalam struktur organisasi Partai Demokrat hasil kongres di bandung kewenangan atau kekuasaan tertinggi itu ada pada majelis tinggi. Ketua Majelis Tinggi adalah bapak SBY," kata Anas di halaman kantor KPK.
Informasi diterima Tribun, kwitansi atau alat bukti yang diserahkan ke penyidik KPK yakni kwitansi menyangkut panjer pembelian mobil Harrier kepada M. Nazaruddin. Sementara uang panjer yang didapat Anas untuk membeli itu ternyata berasal dari tim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai imbalan Anas masuk ke Partai Demokrat.
Sementara, KPK sendiri belum memberikan jawaban resmi mengenai hal tersebut. apakah benar Anas ditanyai mengenai Harrier pada peeriksaan tadi. Dan apakah benar, Anas sudah menunjukan bukti dugaan keterlibatan SBY kepada penyidik KPK.
Tribun pun belum mendapat konfirmasi dari pihak Istana Negara mengenai informasi yang diterima tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar