Minggu, 02 Maret 2014

Beda Jokowi Ahok Marah Bikin Risma-Whisnu Ngakak

TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali membuat guyonan di hadapan peserta kuliah umum Universitas Surabaya, Sabtu, 1 Maret 2014. Politikus PDI Perjuangan ini mengocok perut ratusan peserta dengan dagelan ala stand up comedy.


Di awal kuliah umum, Jokowi menjelaskan perbedaan antara dirinya dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahja Purnama. Perbedaannya antara lain, Ahok suka marah sedangkan Jokowi tidak suka marah. "Pak Ahok kalau marah ke Kepala Dinas, wa...wa...wa... tapi besok langsung dipecat. Padahal habis dimarahi kayak gitu, eh besok dipecat," ujarnya yang disambut tawa hadirin.
"Kalau saya nggak marah. Tapi besoknya ilang jabatannya," kata Jokowi yang langsung mengundang tawa.

Lalu Jokowi bercerita tentang awal dia menjadi Wali Kota Solo. Saat pertama kali diperkenalkan ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi sempat dipertanyakan. "Karena bodi saya seperti ini. Kurus hanya 54 kilogram. Kok kasihan gitu kayaknya," ujarnya yang kembali mengundang senyum tak terkecuali Megawati yang duduk di atas panggung bersebelahan dengan Jokowi.

Jokowi kembali mengulang cerita ketika dia hari pertama masuk kantor Wali Kota Solo. Hari itu bertepatan dengan pelaksanaan upacara. Alhasil, dia ditunjuk untuk menjadi inspektur upacara. Alih-alih memimpin upacara, menjadi peserta saja sudah tidak lagi dilakoninya selama 25 tahun.

Protokoler pun menyampaikan bahwa Jokowi cukup mengatakan laksanakan, hormat dan bubarkan. "Laksanakan, laksanakan, hormat dan bubarkan. Gampaaang," kata Jokowi.

Tapi ketika sampai perintah hormat, Jokowi pun memberi hormat. Hingga beberapa waktu lamanya, Jokowi tak kunjung menurunkan tangannya. Ia tidak tahu bahwa perintah melepas hormat bergantung pada dirinya. "Saya hormat terus. Ini kok hormat terus nggak dilepas-lepas. Ternyata pada nunggu saya," kata Jokowi menirukan tingkahnya kala itu.
.
Spontan, tingkah Jokowi itu langsung membuat seluruh hadirin tertawa. Bahkan Megawati, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana tidak mampu menahan tawa.

Meski guyonan Jokowi bukan cerita baru, tapi cukup sukses menghibur para peserta kuliah yang terdiri dari akademisi, mahasiswa, internal PDIP, dan masyarakat umum.
Jokowi juga bercerita cara kerja dia sebagai Gubernur DKI Jakarta seperti blusukan dan menggeser pedagang kaki lima dan warga di sekitar waduk. "Bukan menggusur melalui Satpol PP," ujarnya.
Menurut Jokowi, pemimpin harus memberikan contoh, mendidik, dan menggerakkan masyarakat. Itu pula yang menurut Jokowi juga dilakukan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Rektor Universitas Surabaya Joniarto Parung mengatakan sengaja mengundang Megawati dan Jokowi untuk memberikan materi tentang kepemimpinan. "Undangannya sudah sejak dua bulan yang lalu," kata Joniarto.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar