Kamis, 03 April 2014

Kisah sopir taksi punya tabungan puluhan juta hingga sawah

MERDEKA.COM. Menjadi pengemudi taksi tidak lantas memupus impian memiliki uang puluhan juta, rumah pribadi dan kehidupan laik. Beberapa pengemudi taksi yang bernaung di bawah manajemen PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) membuktikan kesanggupan para sopir taksi meraih impian.

Haerudi (40), yang kini telah bekerja sebagai sopir taksi Express selama 15 tahun, mewujudkan impiannya memiliki dua unit mobil yang diupayakannya melalui cicilan. Ayah dari dua anak ini juga telah memiliki satu rumah pribadi serta tiga rumah yang dikontrakan.

"Penghasilan antara Rp 150.000-Rp 200.000 per hari, kecuali ada rusak mobil itu keganggu pendapatan," kata Haerudin saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Kamis (3/4).

Selain persoalan onderdil mobil yang dapat mengurangi pendapatannya, Haerudin mengaku, kenaikan harga BBM bersubsidi turut andil dalam fluktuasi pendapatannya. "Mobil masih pakai bensin, BBM naik otomatis pendapatan terganggu, tapi setoran belum naik dari pas BBM naik. Setoran pokok tetap," tutur Haerudin.

Pengemudi taksi lain, Imron Roni (44), telah sembilan tahun menjadi sopir taksi Express mampu menyekolahkan anaknya hingga lulus kuliah dan bekerja di Bank Central Asia. "Sekarang kerja di BCA Muara Karang. Saya juga punya mobil vios, bikin 1 rumah di Pemalang," ucap Imron.

Saripin (44), mengaku dengan menjadi supir taksi Express selama 19 tahun memberinya kesanggupan memiliki sebidang sawah seluas satu hektare dan membangun satu rumah di Tegal.

"Sawah sekitar 1 hektare, dapat mobil tiga kali. Kita bermitra dengan Express, setelah kredit 6 tahun jadi hak milik, sistemnya setoran, kita sehari setoran lebih tinggi dari setoran biasa, kita Rp 302.000 per hari sampai selesai. Itu juga ada tabungan Rp 4.000 dari setoran itu. Itu tabungan spare part, kalau ada sisa saldo bisa hak milik, hitungannya setelah selesai cicilan mobil," papar Saripin.

Sutiono (49) mengaku bekerja sebagai supir taksi memberinya kemampuan menyumbangkan dana tabungannya sebesar Rp 23 juta kepada salah satu yayasan yatim-piatu di Parung Bogor. "Saya pas 6 tahun mobil lunas, tabungan sisa ada Rp 23 juta lebih saya sumbangkan ke yayasan anak yatim di Parung. Punya rumah sendiri di Perumahan Puri Husada Agung, Bogor," tutup Sutiono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar