Rabu, 12 Maret 2014

Tanah emas milik Bakrie jadi rebutan

MERDEKA.COM. Sebagai bagian dari mengurangi beban utang, kerajaan bisnis Bakrie menjual aset-aset dari pelbagai lini bisnisnya. Mulai dari sektor migas, perkebunan, properti, jalan tol hingga perusahaan pipa.

Unit usaha properti Bakrie and Brothers yakni PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) baru saja menjual aset tanah di kerajaan bisnis Bakrie di Kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Proyek Epicentrum Walk terpaksa dijual kepada pengembang properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Nilainya cukup signifikan yakni Rp 297 miliar.
Pada 2011, BSDE juga pernah berhasil mengambilalih aset Bakrieland di kawasan yang sama yakni proyek Epicentrum senilai Rp 1,8 triliun di atas lahan seluas 5 hektar (ha).
"Selama ini memang tanah Rasuna merupakan tanah emas. Sekarang tahu kan mencari tanah di Jakarta sangat sulit dan terbatas. Kalau perusahaan ambil tanah di Rasuna karena sangat mixed use," ujar Direktur dan Sekretaris BSDE saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (10/3).
BSD berambisi menancapkan kukunya di kawasan utama kerajaan bisnis Bakrie. Pemilihan tanah di kawasan Rasuna bukan tanpa alasan. BSD lebih tertarik mengambilalih tanah di kawasan Rasuna Said dibandingkan kawasan segitiga emas SCBD. "Di sana (tanah di Rasuna) memang cocok dan juga memiliki nilai ekonomis," jelas dia.
Ada alasan lain yang lebih menguatkan. "Tanah Rasuna, tanah emas. Sebenarnya bukan hanya tanah di Rasuna, tanah di SCBD juga demikian. Kalau memang masih ada tanah di kawasan tersebut, kami open saja, sepanjang harganya cocok," ujarnya usai acara 'Media briefing Sinar Mas Land dan PT Bumi Serpong Damai Tbk - Outlook 2014' di Jakarta, Senin (10/3).
Pengamat Properti Ali Tranghanda melihat, aksi ekspansi yang dilakukan BSD memang tepat dilakukan oleh pengembang properti. Diakuinya, tanah di kawasan Rasuna Said sebagai tanah emas yang selalu menarik perhatian pengembang properti.
"Tanah di Rasuna Said memang relatif harganya lebih rendah dibanding kawasan SCBD dan juga tanah disana memang memiliki lahan yang cukup banyak," ujarnya kepada merdeka.com.
Kawasan Rasuna Said menjadi rebutan lantaran letaknya yang strategis di kawasan bisnis ibu kota. "Tanah Rasuna memang rata-rata dikuasai Bakrie, terlebih tanahnya Bakrie di Rasuna masih banyak dan besar. Tapi selebihnya itu memang bisnis perusahaan keduanya," jelas dia.
Dalam pandangannya, Bakrie terpaksa menjual sebagian tanah emasnya untuk mengurangi beban utang. "Ya mereka (Bakrieland) memang terpaksa melepas tanah emasnya di Rasuna. Faktor internal intinya," ungkapnya.
Catatan saja, Sejak 2006, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) mengembangkan lahan seluas 28 hektare (ha) di kawasan Epicentrum. Superblok yang berada di kawasan bisnis itu memiliki lahan 53,5 hektar. Dari data tahun lalu, harga tanah di kawasan Kuningan rata-rata Rp 40 juta per meter persegi. Bakrieland masih memiliki cadangan lahan (landbank) seluas 10 hektar di Epicentrum.
Penjualan aset di kawasan utama bisnis kerajaan Bakrie dimulai Juli 2011. PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), anak usaha Bakrieland, menjual tanah seluas 3 hektar (ha) di kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Penjualan dilakukan ke anak usaha Grup Tiara Marga Trakindo (TMT) yakni PT Triyasa Propertindo (Triyasa).
Proses penjualan ini dilakukan 27 Juli 2011 dengan total luas 30.000 meter persegi (m2). Rencananya, Triyasa akan membangun Gran Rubina Business Park yang terdiri dari dua menara perkantoran dan dua apartemen, dengan total investasi sebesar Rp 1,8 triliun.
Bakrie kembali menjual lahannya di kawasan Epicentrum. Kali ini ke Sinar mas Land Grup. Anak usahanya di bidang properti, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) semakin berambisi melebarkan sayap bisnis propertinya. Pada semester satu tahun lalu, BSDE berhasil menancapkan kukunya untuk pertama kalinya di kawasan kekuasaan Bakrie. BSDE mengakuisisi lahan seluas 5 hektar (ha) di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Nilai investasi aksi ini ditaksir mencapai Rp 8 juta per meter persegi atau mencapai Rp 400 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar