TEMPO.CO, Yogyakarta - Partai Gerindra belum menentukan
calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam
pemilihan presiden tahun ini. Namun mereka juga tidak membantah bahwa
kursi itu masih disediakan untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Pernyataan tersebut didasari perjanjian Batutulis yang selama ini
diklaim Gerindra pernah dibuat oleh kedua partai.
"Secara tersirat memang seperti itu (calon wakil presiden dari PDIP)," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo saat ditemui di Solo, Selasa, 4 Maret 2014. Hanya, memang tidak ada butir dalam perjanjian yang mengharuskan calon wakil presiden harus berasal dari PDIP.
Menurut Hashim, perjanjian itu dibuat dan ditandatangani oleh Prabowo dan Megawati pada 2009. Dia menjadi salah satu konseptor dalam perjanjian tersebut. "Ada tujuh butir yang ada di dalamnya," katanya. Hashim mengaku masih ingat betul isi dalam perjanjian itu.
Salah satunya, terdapat komitmen bahwa PDIP akan mendukung calon presiden yang diajukan oleh Partai Gerindra pada Pemilu 2014. "Itu ada di butir terakhir dalam perjanjian tersebut," katanya. Butir-butir yang ada dalam perjanjian itu merupakan hasil negosiasi selama tiga hari.
Meski demikian, Hashim masih enggan menanggapi secara serius ihwal kabar rencana pendeklarasian calon presiden dari PDIP yang akan dilakukan sebelum pemilu legislatif. "Biar itu menjadi urusan antara pimpinan dengan pimpinan," katanya. Yang jelas, kata dia, Partai Gerindra telah mengusung Prabowo sebagai calon presiden.
AHMAD RAFIQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar