Kamis, 17 April 2014

Pengamat: Ini Alasan SDA Hadiri Kampanye Gerindra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisruh yang terjadi internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diduga adanya  kekuatan jaringan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang masih kuat.

Bila operasi di PPP sukses, maka operasi sejenis akan bisa dilakukan  parpol lain. Dan diduga target  berikutnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pernyataan ini disampaikan oleh Muradi dari Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi,  Kamis (17/4/2014).
Sebelumnya, kisruh di PPP makin memanas setelah muncul isu Ketua Umum PPP Suryadharma Alie (SDA) akan membawa partai itu mendukung pencapresan Prabowo Subianto.
SDA,  bahkan hadir di kampanye Gerindra, sementara kader partainya sedang bekerja mengkampanyekan partai sendiri.
Menurut Muradi, ada empat alasan mengapa SDA berani datang ke acara kampanye Gerindra yang jadi biang kerok permasalahan di internal partainya itu.
Pertama, dia memprediksi suara PPP akan jeblok sehingga harus buru-buru mendekat ke calon pemenang, yakni Gerindra.
Hal lainnya,  konstelasi di Gerindra, bahwa Prabowo pasti jadi presiden, dan menafikkan keberadaan Jokowi.
Selain itu, ada akumulasi permasalahan di tubuh PPP. Yaitu, kata  Muradi, ada perbenturan antara kubu Nahdatul Ulama (NU) dan Permusi yang selama ini memang saling menerkam.
"Lainnya, SDA menafikkan ada poros lain di internal partainya yang juga kuat melihat bahwa Prabowo bukan lah calon pemimpin yang tepat untuk dipegang." ujarnya.
Ternyata, katanya, perlawanan kubu lain di internal PPP menguat dan mau tak mau SDA pun mulai bertangan besi.
Menurut Muradi, SDA percaya diri mengambil opsi itu karena ada 'orang Prabowo' di dekatnya, yakni Muchdi PR, seorang mantan bawahan Prabowo yang dulu juga terlibat penculikan aktivis 1998.
Muchdi adalah mantan Ketua DPD Gerindra di Papua, yang belakangan pindah ke PPP.
"Muchdi lah Liaison Officer atau penghubung SDA dan Gerindra. Mungkin ada garansi luar biasa buat SDA dari posisi itu," kata Muradi.
"Ada anomali, dari apa yang dilakukan SDA saat hadir di kampanye Gerindra. Kemudian bermanuver yang sebenarnya bisa menampar muka sendiri. Saya duga, karena ada back up politik itu. Mendapat garansi, kalaupun bermanuver, dia takkan apa-apa di PPP," katanya lagi.
Prabowo, lanjut Muradi lagi, masih memiliki basis purnawirawan dan intelijen yang luar biasa.
Ia mencontohkan, Muchdi, merupakan alumni Kopassus, yang kemungkinan besar masih memegang jejaring dari apa yang biasa dia lakukan di masa lalu.
"Saya cenderung langkah ini akan dilakukan bukan hanya di PPP. Kasus di PPP hanyalah milestone. Kalau itu berhasil, bukan tak mungkin ini dilakukan di tempat lain juga," jelas Muradi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar