Rabu, 19 Maret 2014

Pengamat: Jokowi Mungkin Saja Kalah di DKI

Jakarta (Antara) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Firman Noor mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, kemungkinan kalah di Jakarta karena masih banyak yang menginginkannya memimpin ibu kota.
"Secara logika itu mungkin saja terjadi. Jokowi diharapkan bisa membenahi ibu kota tetapi sekarang malah meninggalkan Jakarta untuk maju sebagai calon presiden," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Selasa.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI itu mengatakan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, Jokowi pun tidak menang mutlak. Pada putaran kedua, pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama memperoleh suara 53,82 persen.
Itu artinya, kata Firman, masih ada hampir setengah pemilih di Jakarta saat itu yang tidak memilih Jokowi. Padahal, dalam perkembangannya, ada beberapa pihak yang semula mendukung Jokowi akhirnya berbalik sikap menjadi kritis.
"Dalam perkembangannya, kepemimpinan Jokowi memang dinilai ada yang positif, tetapi juga ada yang menganggap biasa saja," tuturnya.
Firman mengatakan kritik-kritik yang muncul terhadap Jokowi akan menjadi amunisi bagi lawan-lawan politiknya. Bukan tidak mungkin akan terjadi kampanye negatif terhadap Jokowi.
"Situasi tersebut sangat mudah diangkat untuk memaparkan kekurangan-kekurangan Jokowi. Apalagi juga ada yang mengungkapkan bahwa Jokowi ternyata tidak memiliki kemampuan manajerial yang cukup," katanya.
Keputusan Jokowi untuk maju sebagai calon presiden pada akhirnya menimbulkan pro dan kontra termasuk di media sosial. Di media sosial bahkan muncul 19 janji politik Jokowi yang pernah disampaikan pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012.
Salah satu janji yang paling banyak diungkapkan pihak yang kontra dengan pencalonan Jokowi sebagai presiden adalah akan memimpin Jakarta selama lima tahun dan tidak menjadi kutu loncat dengan mengikuti Pemilu 2014.
Janji tersebut diucapkan Jokowi saat jumpa pers di rumah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 20 September 2012.(rr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar