Senin, 28 April 2014

Pesantren waria di Yogyakarta kembali aktif

MERDEKA.COM. Pesantren waria di Yogyakarta kembali menjalankan kegiatannya setelah beberapa lama vakum. Pesantren yang sekarang beralamat di Celenan, Kotagede Yogyakarta, mandek kegiatannya usai meninggalnya pendiri pesantren waria itu, Maryani.

Shinta, Ketua Pesantren Waria yang menggantikan Maryani ini berinisiatif mengaktifkan kembali pesantren berkat dukungan waria asuhannya.

"Saat itu kami mulai kembali ingin lanjutkan pesantren, karena itu setelah bu Maryani meninggal kita sempat vakum," kata Shinta saat ditemui di Celenan, Kotagede Yogyakarta, Sabtu (26/04).

Shinta mengatakan dirinya memindahkan pesantren yang semula di Notoyudan, Ngampilan menjadi di Celenan berdasarkan kesepakatan bersama. Rumah dengan model rumah tradisional Jawa itu adalah rumah Shinta, sekilas tidak terlihat seperti pesantren. Meski lokasinya cukup sulit ditemukan karena harus menyusuri gang-gang sempit, namun tidak membuat anggota pesantren patah semangat untuk datang setiap pekan ke sana.

"Teman-teman rumahnya menyebar, tidak di sini, tapi kita fokuskan kegiatan di sini. Sebelumnya di sini juga sanggar seni waria, jadi sudah banyak juga yang tahu," urai Shinta.

Di lokasi baru ini, pada 18 April lalu, Shinta dan teman-temannya meresmikan kembali pesantren waria. Sebagai langkah awal, Shinta merekrut 20 anggota baru pesantren waria.

"Kita mengawali ini dengan merekrut anggota baru. Ada 20 waria yang mau bergabung, kalau anggota sebelumnya ada 22 waria," jelas Shinta yang sehari-hari berprofesi sebagai pengrajin.

Dia berharap pembukaan kembali pesantren waria ini bisa menjadi wadah bagi waria untuk mendekatkan diri dengan Tuhan lewat kegiatan keagamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar