Kamis, 27 Maret 2014

SBY kampanye pakai pesawat, giliran bayar diat Satinah ngeluh

MERDEKA.COM. Anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka merasa tergelitik mendengar keluhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal kasus TKI Satinah. Menurut dia, negara wajib membayar uang darah bagi Satinah sebesar 7 juta real.

Rieke menilai tidak mungkin negara tak punya anggaran untuk membayar diat. Apalagi, kata dia, seorang Presiden SBY rela menghamburkan uang dalam kampanye sampai miliaran rupiah.

"Tak ada alasan tak bayar, anggaran pasti ada. Saya tergelitik dengan pemberitaan presiden SBY gunakan pesawat kepresidenan untuk kampanye partai," ujar Rieke dalam pesan singkat, Rabu (26/3).

Apalagi, kata dia, negara menghasilkan banyak devisa lewat tenaga TKI di luar negeri. Jika betul-betul negara tidak ada uang, dia bahkan menantang agar anggaran perjalanan presiden dipotong demi membebaskan Satinah dari hukuman mati di Arab Saudi.

"Pak SBY, itu aset negara yang dibeli dengan uang rakyat, pasti ada keringat Satinah pula, karena TKI pun bayar pajak. Jadi, tak ada alasan untuk tidak membayar diat Satinah. Sisihkan, realokasi dari biaya perjalanan presiden," tegas dia.

Kendati setuju jika persoalan hukum tidak bisa diselesaikan dengan membayar diat, namun dia juga meminta agar pemerintah wajib melakukan upaya pembelaan hukum.

"Saya tidak sepakat dengan penyelesaian masalah vonis mati di Saudi dengan bayar diat. Harus ada pembelaan hukum yang serius dari pemerintah. Kalau dilihat dari sisi kebijakan politik anggaran saja, jelas tak ada keseriusan," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar