Senin, 17 Februari 2014

Kesepian Jauh Lebih Berbahaya dari Obesitas

TEMPO.CO - Merasa sangat kesepian ternyata memiliki dampak yang lebih berbahaya dibandingkan obesitas. Perasaan sangat kesepian tidak hanya dapat merusak mental, tapi juga merusak fisik. Orang yang sakit saat merasa kesepian pun akan lebih sulit diobati ketimbang orang yang sakit yang hidup bersama keluarga.
Sebuah penelitian menunjukkan 14 Persen kematian disebabkan rasa sangat kesepian. Persentase ini lebih buruk dibandingkan jumlah kematian yang diakibatkan obesitas. Merasa kesepian bahkan mengancam kesejahteraan orang. (Baca: Teknologi Sebabkan Obesitas Suatu Negara)
Lama kelamaan, kesepian menjadi biasa di kalangan beberapa orang, terutama yang terjadi pada orang tua yang sudah pensiun dan berhenti dari pekerjaan mereka. Penelitian mengungkapkan 20-40 persen orang tua mengalami kesepian.
Profesor John Cacioppo, psikolog dari University of Chicago, mengatakan terdapat perbedaan dramatis antara tingkat penurunan kesehatan yang disebabkan oleh sakit fisik dan sakit mental. Tingkat kesehatan ini juga terkait erat dengan tingkat kepuasan dalam berhubungan sosial dengan teman saat seseorang pensiun dari pekerjaannya.
"Kami memiliki sebuah mitos gagasan tentang pensiun, bahwa pensiun berarti meninggalkan teman dan keluarga," kata Caioppo, seperti dalam situs berita Independent.co.uk, Senin, 17 Februari 2014. "Meskipun mereka memilih hidup sendiri, tapi menjalani sakit saat bersama keluarga berbeda dengan sakit saat sendirian," katanya.
Rasa kesepian yang parah dapat meningkatkan hormon stres bernama kortisol pada pagi hari. Peningkatan kortisol berarti peningkatan risiko terkena serangan jantung dan stroke. "Kesepian juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan pelemahan sistem imun tubuh," kata Cacioppo. (Baca Stres pun Pengaruhi Kondisi Mulut )
INDEPENDENT.CO.UK | CHETA NILAWATY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar