Rabu, 26 Maret 2014

Tiga Skenario Politik pada Pilpres 2014

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilu Legislatif 9 April 2014 tinggal hitungan hari. Setelah itu partai politik (Parpol) akan melihat seperti apa perolehan suara partai atau kursi yang diperoleh di Parlemen.

Jika memenuhi syarat minimal memperoleh 20 persen kursi di DPR dan 25 persen perolehan suara partai untuk mengajukan calon Presiden (Capres) maka Parpol tidak perlu lagi berkoalisi dengan Parpol lain.
Namun diperkirakan ada tiga skenario dalam Pilpres untuk mengajukan kandidat Capres dalam Pilpres 2014 mendatang.
Berikut resume analisis peta politik di Pilpres 2014 nanti versi Pengamat Politik LIPI Ikrar Nusa Bakti dan Pakar Psikolog Politik Hamdi Muluk dalam diskusi di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin (24/3/2014), kemarin.
Skenario Pertama Ada 3 Capres :
Berdasarkan penjelasan Hamdi Muluk ada tiga kubu sekaligus 3 Capres yang bisa bertarung di Pilpres nanti. Yakni kubu Gerindra melalui Capresnya Prabowo Subianto, Kubu Ketua Umum PDIP Megawati dalam hal ini Capresnya Jokowi, dan Kubu Demokrat yang Capresnya ditentukan oleh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melalui Konvensi Demokrat.

Jika PDIP tidak memperoleh suara 20 persen lebih dalam Pemilu 2014 maka dia akan berkoalisi dengan partai yang lebih sejalan di luar PKS dan Demokrat. Karena Demokrat dan PKS sepertinya sulit untuk berkoalisi dengan PDIP.
Demikian pula Gerindra tampaknya bisa menggaet Parpol Islam seperti PPP, PKS, dan PKB untuk berkoalisi. Sementara Demokrat terbuka peluang berkoalisi dengan partai Islam lainnya seperti PPP, PKS, PAN, dan sebagainya.
SBY dinilai masih memiliki power untuk menentukan peta koalisi meskipun perolehan suara Demokrat akan menurun di Pemilu Legislatif ini.
Bagaimana dengan Golkar? Menurut Ikrar Nusa Bakti, Golkar bisa saja mencalonkan Aburizal Bakrie sebagai Capres namun bisa juga terjadi dinamika baru di internal Golkar setelah Pemilu Legislatif nanti.
"Golkar memainkan peran penting di koalisi Pilpres nanti," katanya.
Skenario Kedua Ada 2 Capres :
Bisa juga di Pilpres nanti hanya akan ada dua kandidat Capres yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo alias Jokowi. Jika ini terjadi maka sangat dimungkinkan partai politik lain akan merapat kepada kedua Capres ini.

Demokrat diperkirakan sulit berkoalisi dengan PDIP karena hubungan Megawati dengan SBY masih renggang sehingga kemungkinan merapat ke Gerindra.
Demikian pula PKS secara ideologi politik sebagai partai dakwah sulit untuk berkoalisi dengan PDIP sehingga kemungkinan besar akan bergabung dengan Gerindra.
Skenario Ketiga Capresnya Cuma Jokowi :
Ikrar Nusa Bhakti menjelaskan, bisa saja di Pilpres hanya ada satu calon Presiden (Capres) yakni Joko Widodo alias Jokowi. Prabowo yang menjadi pesaing utama Jokowi bisa terkendala maju Capres jika perolehan suara partainya tidak mencukupi syarat mengajukan Capres.

Apalagi kalau tidak ada partai yang bisa berkoalisi dengan Gerindra mengusung Capres sebab menurut Ikrar ada survei yang melansir partai Islam tidak ada yang bisa lolos Pemilu. Padahal, peluang besar koalisi Gerindra hanya dengan partai Islam.
Jika itu terjadi, Ikrar mengatakan maka harapan Prabowo menggaet partai Islam berkoalisi akan menjadi tipis.
"Kalau Gerindra mau menggaet Hanura saya lihat chemistry-nya tidak cocok, dan kalau mau koalisi dengan Demokrat bisa iya bisa tidak. Nah saya khawatir Gerindra tidak bisa membangun koalisi dengan partai lainnya," kata Ikrar.
Mengenai Golkar, Ikrar mengatakan partai ini pintar melihat situasi dan kemungkinan akan mendukung Jokowi di Pilpres.
Bagaimana dengan Demokrat? Ikrar mengatakan kalau hasil survei betul maka perolehan suara Demokrat akan anjlok dan tidak lolos Pemilu.
Yang jadi persoalan jika cuma satu Capres sebab sesuai UU harus ada minimal dua Capres.(aco)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar