Rabu, 26 Maret 2014

Perilaku Menyimpang ABG Aceh Kian Memprihatinkan

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Perilaku menyimpang di kalangan anak baru gede atau ABG dan mahasiswa kian mengkhawatirkan. Sebagian di antara mereka kini terjebak dalam pusaran pergaulan bebas, free sex, dan ancaman pornografi masif yang mampu memusnahkan sendi-sendi budaya dan moral. Seperti apakah sisi gelap kehidupan ABG dan mahasiswa di Aceh kini, Serambi (Tribunnews.com Network) mengungkapnya dalam liputan eksklusif.

Perilaku menyimpang di kalangan remaja saat ini cenderung menuju titik mengkhawatirkan. Hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh merilis sebuah fakta mengejutkan. Dari 40 siswa yang disurvei, ditemukan 90 persen di antaranya pernah mengakses film dan foto porno. Sebanyak 40 persen lainnya mengaku pernah petting atau menyentuh organ intim pasangannya.
Fakta lebih mengagetkan, sebanyak lima dari 40 siswa mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah bersama pacar. Penelitian ini dilakukan di satu pesantren dan tiga SMU di Banda Aceh dan Aceh Besar.
"Setiap sekolah kita ambil sepuluh siswa diacak dari kelas satu, dua dan tiga, masing-masing responden punya perberbedaan karakter," kata Agus Agandi, staf PKBI Aceh kepada Serambi di Banda Aceh, Rabu 19 Maret 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan perilaku remaja di Aceh yang kian mengkhawatirkan, baik pola pergaulan maupun pergeseran moral.
Menurut pengakuan siswa, akses film porno mereka peroleh dari perangkat teknologi komunikasi seperti handpone dan sejenisnya, media internet maupun tukaran flashdisk sesama teman sebaya.
Agus menyebutkan, kondisi yang lebih memiriskan justru terjadi pada siswa yang sudah punya pengalaman hubungan seks di usia sekolah. Korban kebanyakannya wanita. Beberapa sekolah melaporkan ada siswi yang drop out menjelang ujian nasional (UN) karena ketahuan hamil. Setidaknya, kata Agus, pengalaman ini menjadi kekhawatiran sejumlah guru.
"Setiap akan menjelang ujian nasional banyak siswi yang keluar dari sekolah karena ketahuan hamil. Ini terjadi di Banda Aceh dan Aceh Besar, dan menjadi kekhawatiran para guru," ujarnya.
Merujuk pada hasil penelitian PKBI tersebut, Agus memandang kondisi pergaulan remaja saat ini kian memiriskan, dan mengarah pada titik kritis.
Penelusuran Serambi di sebuah hotel berkelas di Banda Aceh, banyak remaja usia ABG dengan mudah mendapat akses masuk ke tempat-tempat khusus orang dewasa, seperti bar dan diskotik yang dekat dengan narkoba dan free sex.
Agus menyebutkan, meski ada fakta demikian, namun bukan sebuah tindakan bijak menyalahkan perilaku menyimpang remaja tersebut akibat kesalahan mereka. Keluarga, lingkungan dan institusi pendidikan, menjadi faktor paling dominan membentuk perilaku mereka. Misalkan, di kalangan keluarga tertentu, ada anak yang memiliki televisi pribadi di kamarnya dan fasilitas internet. Parahnya, orang tua cenderung apatis, tidak mengawasi apa yang dilakukan anaknya di kamar.
"Siapa yang bisa menjamin kalau mereka tidak mengakses kontain porno saat sendiri di kamar," ujar Agus.
Menurutnya, usia remaja merupakan masa transisi menuju kedewasaan. Pada masa ini remaja tengah mencari jati dirinya. Di masa ini pula, remaja mengalami apa yang disebut pubertas, dan munculnya rasa ingin tahu. Termasuk dalam hal mengeksploitasi dirinya secara seksual.
Bagi wanita yang dalam masa transisi menuju dewasa ini persoalannya semakin kompleks. Hal ini terkait dengan mulai berkembangnya bagian-bagian tubuh yang sensitif, hingga terjadi perubahan pada sistem reproduksi. Sebab itu, PKBI Aceh kerap melakukan penyuluhan agar siswa mendapat informasi yang benar tentang kesehatan alat reproduksi remaja.
"Pada masa transisi ini mereka perlu didampingi agar mendapat informasi yang benar. Seperti halnya mengenalkan mereka fungsi alat-alat reproduksi, agar mereka tidak salah memahaminya," ujar dia.
"Kasus hamil di luar nikah juga kerap menimpa wanita remaja di kampung-kampung. Sebagian besar mereka tertutup akses informasi. Sementara kalau mereka yang di kota sudah mengetahui cara yang aman berhubungan seks karena terbukanya akses informasi," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar