Rabu, 26 Maret 2014

Massa yang geruduk kantor Jokowi dibayar senilai 2 bungkus rokok

MERDEKA.COM. Puluhan warga Jakarta yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Jakarta Baru pagi tadi mendatangi Balai Kota DKI Jakarta. Mereka yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja itu memprotes pencapresan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) Juli mendatang.

Salah satu ibu-ibu rumah tangga yang ikut berdemo adalah Siti (40) warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Dia mengaku bersama-sama ibu-ibu lainnya dari Tanah Tinggi berjumlah 20-an orang.

"Dari pada di rumah tak ada kegiatan, melamun saja, laki juga sudah tak ada, anak juga sudah kerja masing-masing. Cucu sudah ada yang jagain, ya ikut-ikutan saja sama teman-teman lainnya ke sini," ujar Siti di lokasi, Jakarta, Selasa (25/3).

Siti mengaku, dia bersama rekan-rekannya mendapatkan upah untuk keikutsertaannya dalam demo senilai dua bungkus rokok. "Saya cuma dibayar Rp 30 ribu, boro-boro Rp 100 ribu, cuma 30," tegas Siti.

Apa yang diungkapkan Siti itu diamini juga oleh Munaroh (56) warga Johar Baru, Jakarta Pusat. Dia bersama belasan ibu-ibu lainnya mengaku hanya dibayar Rp 30 ribu.

"Gak tahu deh bayarannya berapa, tapi denger-denger dari teman yang ngajak katanya mau dikasih Rp 30 ribu. Ya lumayanlah dibanding ikut kampanye partai hanya dikasih Rp 20 ribu atau Rp 25 ribu," tutur Munaroh.

Baik Siti atau Munaroh tidak mengetahui spanduk yang dibawanya dicetak di mana. Spanduk itu bertuliskan 'Jokowi Bohong' dengan desain yang rapi. "Enggak tahu, kita sudah tinggal bawa (spanduk) aja," kata Siti.

Selain itu, salah satu pendemo lainnya Lena (54), menyampaikan aspirasinya, bahwa salah besar Jokowi meninggalkan Jakarta. Karena akan ada banyak warga yang menangis harus kehilangan sosok gubernur yang selalu dekat dengan warga kalangan bawah.

"Saya mewakili para ibu dan penduduk Jakarta, menyatakan kami tidak ingin Jokowi jadi Presiden. Kami ingin Jokowi tetap jadi Gubernur. Kami 100 persen mendukung Jokowi Jadi Gubernur Jakarta. Saya minta Jokowi pertimbangkan niatnya untuk meninggalkan jabatannya sebagai Gubernur, teriak Lena dari atas mobil pickup.

Warga Kayu Manis, Jakarta Timur ini menegaskan, belum saatnya Jokowi melepaskan diri dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin kota Jakarta.

"Belum saatnya Jokowi ninggalin kami. Tetapi kalau Jakarta sudah jadi istimewa pada lima atau 10 tahun lagi, boleh Jokowi jadi Presiden. Makanya saya tidak setuju. Nyari Gubernur kayak dia sudah banget. Eh baru dapet yang kayak, eh langsung mau jadi presiden. Lagian dia sendiri kan yang janji nggak mau ninggalin Jakarta selama lima tahun," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar