Selasa, 02 September 2014

Bikin Stasiun Bawah Tanah, Begini Cara MRT Siasati Hujan dan Banjir

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta kini sudah sampai tahap pengecoran dinding stasiun, yaitu di bakal stasiun Bundaran Hotel Indonesia. Namun memasuki September, curah hujan sudah mulai meningkat karena seakin dekat dengan musim hujan. Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami mengatakan mereka sudah menyiapkan proyek agar bisa berjalan dengan aman selama musim hujan.


Pola untuk dinding stasiun itu yang sudah digali sedalam 1,2-1,5 meter itu kini sudah diisi dengan cairan campuran air dengan polymer. "Cairan itu berfungsi sebagai penahan, supaya kalau hujan tanahnya tidak mudah erosi," katanya ketika ditemui pada Jumat malam, 29 Agustus 2014.

Mereka juga menyadari bahwa kawasan Bundaran HI pernah terendam banjir pada awal 2013 silam. Oleh sebab itu mereka menggunakan beton yang sudah diberi zat penguat agar lebih tahan air. Selain itu mereka juga bakal memantau ketinggian air di Kanal Banjir Barat yang mengalir dindekat area Stasiun Dukuh Atas dan Stasiun Bundaran HI. "Kami siapkan pompa juga yang sewaktu-waktu diperlukan bisa langsung didatangkan," ujar Dono.

Sebagai langkah antisipasi, PT MRT Jakarta dan kontraktor proyek juga sudah mengumpulkan data curah hujan dari tahun ke tahun. "Kami cek kondisi drainase di sekitar area proyek juga bagus," ujar dia.

Pembangunan dinding stasiun atau diaphraghm wall itu dimulai sejak Jumat, 29 Agustus 2014, malam. Nantinya, pola untuk dinding stasiun itu akan digali hingga kedalaman sekitar 24 meter lalu dicor dengan beton. Untuk satu panel dinding sepanjang antara 4-6 meter saja dibutuhkan beton dengan volume 20 meter kubik. Sementara itu, pembangunan di Bundaran HI akan membutuhkan tembok sepanjang 840 meter untuk mengelilingi stasiun.

ANGGRITA DESYANI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar