Senin, 08 September 2014

Akan didepak PDIP, Risma tanggapi dingin Pilwalkot Surabaya 2015

MERDEKA.COM. Tahun 2015 mendatang, Kota Surabaya, Jawa Timur akan menatap Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot). Akankah, Wali Kota Tri Rismaharini akan kembali maju? Ini yang masih menjadi pertanyaan. Sementara Risma menanggapi dingin persoalan Pilwalkot Surabaya tahun depan.

Sedangkan beberapa partai politik di Kota Surabaya, mulai mempersiapkan calon yang akan diusungnya, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang menjadi partai pengusung Risma di Pilwalkot Surabaya 2010 silam.

Melalui Wakil Ketua PDIP Jawa Timur, Bambang Dwi Hartoni, PDIP menyatakan tidak akan mengusung kembali Risma di Pilwalkot 2015 mendatang.

Di Pilwalkot 2010, partai kepala banteng moncong putih ini mengusung Risma-Bambang Dwi Hartono sebagi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya. Kemudian pada 2013 lalu, Bambang mengundurkan diri karena maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Timur dan digantikan Whisnu Sakti Buana.

Bambang menilai, Risma gagal menjalin komunikasi dengan partai sehingga tidak akan mengusungnya kembali sebagai calon wali kota di Pilwalkot 2015 mendatang.

Dan atas pernyataan itu, sejumlah partai politik di Surabaya pun, mulai berlomba-lomba menggaet Risma untuk berlabuh ke partainya. Sejumlah partai itu antara lain, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menganggap Risma biasa-biasa saja, meski banyak kalangan menilai, jika Risma kembali maju, tidak akan mendapat lawan yang sepadan, karena figur Risma sudah melekat di hati rakyat Kota Pahlawan.

"Lihat dulu, dia lewat jalur partai mana? Risma memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi kami tidak terlalu mengidolakan figur Risma," kata Ketua DPC PKB Surabaya, Syamsul Arifin beberapa waktu lalu.

Lantas bagaimana tanggapan Risma menatap Pilwalkot Surabaya 2015 mendatang? Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini, cuek menyikapinya.

Bahkan, dia tidak terlalu serius menanggapi kalau dia akan 'didepak' oleh PDIP di Pilwalkot mendatang. Alumnus Institut Teknologi 10 November ini, mengaku tidak terlalu mengikuti perkembangan politik jelang Pilwalkot Surabaya 2015.

"Saya lebih fokus ke sejumlah tugas yang harus saya selesaikan hingga Juni tahun depan. Masih banyak yang harus saya selesaikan sampai akhir masa jabatan saya," elak dia kepada wartawan di Bali Kota Surabaya, Senin (8/9).

Mengenai kabar akan dilepas PDIP, Risma juga mengaku tidak pernah meminta jabatan kepada siapa-pun dan partai manapun. Karena menurutnya, jabatan itu urusan Tuhan.

"Dalam berdoa saja saya tidak pernah meminta jabatan. Jabatan itu tidak boleh diminta, karena jabatan itu urusan Tuhan," kata dia diplomatis, mengakhiri ucapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar