Kamis, 24 April 2014

Ini Dia, Caleg Cantik yang Ditipu 12 Ketua PPK

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Pada Minggu (20/4/2014) sore, seorang Caleg DPRD Jawa Timur Dapil 2, Agustina Amprawati melaporkan 12 Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan 1 anggota PPK Kabupaten Pasuruan ke Panwaslu setempat.

Wanita cantik berjilbab ini tidak terima dan merasa ditipu, lantaran tidak memperoleh tambahan 5.000 suara per-kecamatan, sesuai yang dijanjikan para PPK tersebut. Padahal, dari pengakuannya, ia telah memberi uang sebanyak Rp 117 juta, dan membelikan satu unit Honda Megapro bekas senilai Rp 11.150.000 untuk PPK yang kini telah di-nonaktifkan oleh KPU Kabupaten Pasuruan. Selama beberapa hari, banyak media elektronik dan media cetak baik lokal dan nasional, yang memberitakan tindakan wanita kelahiran Malang 17 Agustus 1967 ini.
Ditemui di sebuah cafe di Kota Pasuruan, Agustina mengaku sudah memikirkan matang-matang tindakannya melaporkan 13 PPK ke Panawas, meski dirinya selaku pemberi uang atau penyuap. "Enggak, saya nggak takut karena saya di posisi korban. Saya ditipu," kata ibu empat orang anak ini, Rabu (23/4/2014).
Hingga saat ini, dia masih meyakini bahwa dirinya merupakan korban penipuan. Sebab, kata Tina panggilan akrabnya, awalnya para PPK itu yang memberikan tawaran kepadanya, kemudian pada akhirnya meminta sejumlah uang. "Saya siap menerima konsekuensinya. Saya ditawari, saya diminta uang. Otomatis saya kan ditipu," kata Tina, yang mengaku siap pernyataanya dikonfrontir oleh ke-13 PPK yang telah ia laporkan.
Ia mengatakan, motivasinya untuk melaporkan ke-13 PPK semata-mata hanya untuk meminta pertanggungjawaban atas janji yang diberikan kepadanya. "Kita sebetulnya , tidak ada motivasi lain. Hanya meminta pertanggungjawaban mereka. Kerena setelah meminta uang, mereka terus menghindar," ucapnya.
Bungsu dari 11 bersaudara ini menduga, 13 PPK yang ia laporkan tidak hanya menerima uang darinya, namun dari caleg-caleg yang lain.  "Ada apa dibalik ini semua, kenapa PPK berani berspekualsi bertanda tangan di atas materai. Saya menduga, PPK menerima uang yang lebih besar dari saya. Sehingga komitmen dengan saya diabaikan," terangnya.
Dia juga yakin, banyak caleg lain yang berbuat sama seperti dirinya. Bahkan, selain PPK juga banyak pihak yang terlibat, karena untuk bisa menambah suara tidak mudah tanpa diketahui PPS, KPPS, dan KPU. Oleh karena itu,  dirinya tidak pernah merasa risau atau khawatir atas tindakannya. "Karena saya korban penipuan, kenapa harus risau. Justru,  risaunya saya ini kenapa sampai detik ini, rentetan PPK sampai di bawahnya belum juga diperiksa," ungkapnya.
Ia juga merasa kecewa, dengan sikap partainya, yang selama ini tidak pernah memberikan dukungan kepadanya. Termasuk juga, ketika dia mendapat persoalan yang sekarang dialaminya. "Sekarang gini, untuk apa saya memikirkan partai, kalau partai nggak memikirkan saya. 11 bulan saya tinggalkan keluarga saya untuk mensosialisasikan nama besar Prabowo," kata wanita yang memiliki dua gelar sarjana ini.
Selain mengorbankan waktu, tidak sedikit uang yang sudah ia keluarkan untuk membiayai dana kampanyenya. Dia mengaku, sudah menghabiskan uang sebanyak 600 juta, untuk membuat kaus dan alat peraga kampanya. Jumlah tersebut, belum termasuk dana untuk sosialisasi. "Saya nggak pernah ngitung jumlah pastinya. Sudah di atas Rp 1 milyar lebih untuk bersosialisasi. Seperti untuk biaya makan, pendirian posko dan lain-lain," kata Agustina.
Uangnya yang kini telah habis untuk biaya kampanyenya itu, merupakan uang pribadinya dari hasil kerja kerasnya. Sehari-hari dirinya bekerja sebagai seorang kontraktor, dan memiliki sebuah perusahaan bernama CV Permata.
Agustina mengaku, baru kali pertamanya ini dirinya maju sebagai caleg. Meski sebenarnya, ia lebih nyaman menjabat sebagai Ketua Perempuan Indonsia Raya (Pira) organisasi di bawah partai Gerindra Kota Pasuruan. "Tapi karena kuota untuk caleg wanita kurang saya ditiunjuk ketua DPC untuk maju," kata wanita yang mengaku gemar beroganisasi sejak duduk di bangku sekolah ini.
Agustina mengatakan, alasannya terjun ke dunia politik karena ia bisa mempunyai banyak teman dan juga menambah relasi. Sebab, sebagai seorang pengusaha, wajar bila dirinya harus mempunyai banyak jaringan dan relasi.
"Sebagai pengusaha, saya harus punya banyak mempunyai jaringan dan teman. Di dalam politik kan harus punya banyak teman," kata warga RW Monginsidi 3/1 Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan ini.

Berorganisasi, kata Agustina, sudah dimulainya sejak di duduk bangku SMAK Kota Pasuruan. Awalnya ia bergabung dengan ormas Muslimat, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan. Setelah lulus sekolah, ia bekerja di beberapa perusahaan kontraktror di PT Kalpataru di Karah Indah, Surabaya. Selanjutnya dia kembali ke Pasuruan, di perusahan kontraktor Kraton Indah, sambil kuliah di STKIP Kota Pasuruan. Saat itu, dirinya mengambil jurusan Hukum dan lulus pada 2002. Kemudian, dia kembali kuliah mengambil jurusan teknik sipil di Darul Ullum Jombang, dan lulus pada 2007, sambil bekerja di perusahaan kontraktor.
Sementara itu, awal mulanya ia aktif di partai Pro Mega, pada sekitar tahun 1997-1998, kemudian ia menjabat sebagai bendahara PAC Demokrat  Purworejo. Setelah itu, dia menjaabat sebagai ketua Lembaga Demokrat Sejati (LDS) Kota Pasuruan.
Agustina juga sempat memegang jabatan sebagai ketua DPC Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Kota Pasuruan. Dan terakhir, dirinya menjabat sebagai Ketua Perempuan Indonsia Raya Kota Pasuruan.
Saat ditanya pelajaran yang ia dapat dari semua persoalan ini, Agustina mengaku baru sadar kalau politik itu sangat kejam, tidak mengenal saudara dan kawan. "Ternyata di dalam politik itu sangat kejam, tidak mengenal saudara dan kawan," katanya.
Untuk diketahui, Agustina juga terancam dijerat pasal 12 ayat 2 UU/31/1999 jo UU/20/2001 tentang gratifikasi. Menanggapi hal itu, Agustina tetap tidak merasa khawatir, dan enggan menanggapinya terlalu serius. "Kalau masalah jerat menjerat itu nanti. Akan tetapi saya tidak bisa memastikan apakah saya kena jerat Juga. Sebab saya tidak merasa menyuap mereka tetapi cenderung menjadi korban," imbuhnya. (Rahadian Bagus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar