Kamis, 24 April 2014

Dahlan beberkan kekecewaannya saat SBY tak restui BTN diakuisisi

MERDEKA.COM. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar rencana akuisisi lebih dari 60 persen saham pemerintah di Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Bank Mandiri ditunda. Soalnya, wacana itu dinilai sudah meresahkan masyarakat.

"Maka kiranya rencana pengalihan kepemilikan saham pada BTN ke Bank Mandiri yang berkembang dan berpotensi meresahkan masyarakat pada umumnya dan karyawan PT BTN untuk ditunda," ujar Dipo saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (23/4).
Menteri BUMN Dahlan Iskan bereaksi atas pernyataan tersebut. Dia justru menuding ada segelintir orang di internal BTN yang menentang perusahaan pelat merah tersebut diakuisisi oleh PT. Bank Mandiri Tbk (BMRI). Padahal, kata Dahlan, ini merupakan rencana strategis meningkatkan daya saing perbankan Indonesia di mata internasional.
"Banyak karyawan BTN yang resah itu paling-paling ada satu dua orang karyawan BTN saja. Kan BTN ini nanti tetap eksis dan besar," kata Dahlan usai rapat pimpinan jajaran kementerian BUMN di Garuda Maintenance Facilities (GMF), Cengkareng, Tangerang, Kamis (24/4).
Dahlan mengaku siap pasang badan jika Direktur Utama BTN tidak sanggup mengatasi gejolak dari perlawanan dari karyawan. "Dan itu wajar. Saya pun, sudah menyatakan siap menghadapinya, terutama kalau direksinya tidak mampu mengatasi," ucapnya.
Mantan Dirut PLN ini justru balik mengkritik pihak lain yang memperkeruh suasana. Dia menuding mantan Menteri Koordinator Perekonomian 2000-2001, Rizal Ramli sebagai aktor di belakang keresahan karyawan BTN. Sebab, Rizal Ramli menjadi koordinator lapangan saat karyawan BTN turun ke jalan pada Minggu (20/4).
"Kalau ada dari pihak luar yang resah, paling orang seperti Rizal Ramli yang semua orang sudah tahu apa maksudnya," ungkapnya.
Dia kembali menjelaskan, jika BTN menjadi anak usaha Bank Mandiri, bakal menguntungkan. Alasannya, BTN akan menjadi bank besar dengan kemampuan pemberian kredit rumah yang lebih luas untuk masyarakat.
"Sangat sedih, karena ini untuk meningkatkan daya saing, karena banyak yang meminta untuk Indonesia berdaya saing," katanya.
"Semua orang menginginkan daya saing kita meningkat tapi mengapa langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing yang nyata terhambat," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar