MERDEKA.COM. Rencana pembentukan Koalisi Indonesia Raya yang
diusulkan Amien Rais langsung mendapat cibiran dari sejumlah politikus.
Salah satunya adalah politikus PDIP Fahmi Habcy, dia melihat koalisi ini
hanya berupa akal-akalan dan demi untuk meningkatkan posisi tawar
bagi-bagi kursi menteri dalam pemerintahan mendatang.
"Koalisi ini bukan upaya menjaga kepentingan kelompok Islam, tetapi hanya akal-akalan Amien Rais untuk meningkatkan posisi tawar," kata Fachmi di Depok, Jumat (18/4), seperti dilansir dari Antara.
Fahmi mengatakan, umat Islam ini 85 persen pemegang saham Indonesia. Jadi menyelamatkan dan memperbaiki kesejahteraan Indonesia berarti memperbaiki kesejahteraan umat Islam di Indonesia, tentunya juga umat beragama yang lain.
Pembentukan Koalisi Indonesia Raya merupakan gagasan dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, dimana partai Islam sepakat mengambil peluang berkoalisi, dengan terlebih dulu bersama-sama membicarakan hal tersebut di tataran internal masing-masing.
"Siapa yang terlibat menyusahkan rakyat Indonesia, tentunya menyusahkan umat Islam juga," kata pengarang sajak 'Aku Iso Opo'.
Ia menegaskan, tanpa harus sesumbar bahwa dalam pilpres ini diperlukan koalisi parpol untuk menjaga kepentingan umat Islam.
Lebih lanjut Fahmi menilai alasan Amien Rais bahwa pertemuan semalam untuk membentuk koalisi dalam memperbaiki kehidupan berbangsa lebih baik, bagaikan peribahasa "menepuk air didulang, terpercik muka sendiri", tetapi sah saja dalam konteks memastikan bargaining jatah menteri bagi elit parpol yang hadir semalam dalam pemerintahan ke depan.
Menurut dia, jika pertemuan itu tujuannya menurunkan harga daging sapi yang melambung, menurunkan nilai tukar dolar dan harga bahan pokok mencekik, melindungi petani dari derasnya impor pangan, menyelamatkan TKI kita, itu akan disambut publik.
"Sayangnya Pak Amien Rais tidak mengundang kadernya yang menjadi Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk segera memperbaiki masalah ekonomi itu semua," ucapnya.
"Koalisi ini bukan upaya menjaga kepentingan kelompok Islam, tetapi hanya akal-akalan Amien Rais untuk meningkatkan posisi tawar," kata Fachmi di Depok, Jumat (18/4), seperti dilansir dari Antara.
Fahmi mengatakan, umat Islam ini 85 persen pemegang saham Indonesia. Jadi menyelamatkan dan memperbaiki kesejahteraan Indonesia berarti memperbaiki kesejahteraan umat Islam di Indonesia, tentunya juga umat beragama yang lain.
Pembentukan Koalisi Indonesia Raya merupakan gagasan dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, dimana partai Islam sepakat mengambil peluang berkoalisi, dengan terlebih dulu bersama-sama membicarakan hal tersebut di tataran internal masing-masing.
"Siapa yang terlibat menyusahkan rakyat Indonesia, tentunya menyusahkan umat Islam juga," kata pengarang sajak 'Aku Iso Opo'.
Ia menegaskan, tanpa harus sesumbar bahwa dalam pilpres ini diperlukan koalisi parpol untuk menjaga kepentingan umat Islam.
Lebih lanjut Fahmi menilai alasan Amien Rais bahwa pertemuan semalam untuk membentuk koalisi dalam memperbaiki kehidupan berbangsa lebih baik, bagaikan peribahasa "menepuk air didulang, terpercik muka sendiri", tetapi sah saja dalam konteks memastikan bargaining jatah menteri bagi elit parpol yang hadir semalam dalam pemerintahan ke depan.
Menurut dia, jika pertemuan itu tujuannya menurunkan harga daging sapi yang melambung, menurunkan nilai tukar dolar dan harga bahan pokok mencekik, melindungi petani dari derasnya impor pangan, menyelamatkan TKI kita, itu akan disambut publik.
"Sayangnya Pak Amien Rais tidak mengundang kadernya yang menjadi Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk segera memperbaiki masalah ekonomi itu semua," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar